Stop Bullying! SMPN 14 Kota Bima Ikut Sosialisasi Pencegahan Perundungan , Kekerasan dan Intoleransi

Kota Bima, 30 Arpil 2025 Dalam rangka mewujudkan lingkungan sekolah yang aman, ramah anak, dan bebas dari segala bentuk kekerasan serta intoleransi, SMP Negeri 14 Kota Bima turut berpartisipasi aktif dalam kegiatan Sosialisasi Pencegahan Perundungan, Kekerasan, dan Intoleransi yang diselenggarakan bagi jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) se-Kota Bima.

Kegiatan yang berlangsung pada akhir April 2025 ini merupakan bagian dari program strategis Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Bima untuk menumbuhkan budaya positif di lingkungan sekolah. Sosialisasi ini bertujuan memberikan pemahaman yang mendalam kepada guru, siswa, dan tenaga kependidikan tentang pentingnya mencegah perundungan, kekerasan fisik maupun verbal, serta sikap intoleransi yang dapat mengganggu iklim belajar yang sehat dan kondusif.

Membangun Kesadaran Sejak Dini

Perundungan (bullying), kekerasan, dan intoleransi merupakan tiga isu krusial yang kerap muncul di lingkungan pendidikan. Ketiganya bukan hanya berdampak langsung pada korban, tetapi juga dapat menurunkan kualitas pendidikan secara keseluruhan jika tidak ditangani dengan serius. Oleh karena itu, kegiatan sosialisasi ini menjadi langkah penting dalam membangun kesadaran seluruh warga sekolah, mulai dari peserta didik hingga pendidik.

Kepala SMPN 14 Kota Bima, Bapak Fris Wahyuddin, S.Pd., M.Si., menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat relevan dengan kebutuhan sekolah dalam membina karakter siswa. Para peserta mendapatkan materi dari pemateri profesional yang membahas secara komprehensif bentuk-bentuk kekerasan yang mungkin terjadi di sekolah, cara mengenalinya, serta langkah-langkah pencegahan dan penanganannya.

Materi yang Disampaikan dan Respon Peserta

Dalam sesi pertama, para peserta diajak memahami definisi dan contoh nyata dari perilaku perundungan. Disampaikan bahwa perundungan tidak selalu berbentuk fisik, tetapi bisa juga dalam bentuk verbal, sosial, bahkan digital (cyberbullying) yang kini marak di kalangan pelajar. Para siswa pun diajak untuk aktif berdiskusi dan berbagi pengalaman mereka mengenai kasus-kasus perundungan yang pernah mereka lihat atau alami secara langsung.

Materi selanjutnya mengangkat isu intoleransi yang semakin sering muncul, bahkan di lingkungan pelajar. Dalam era digital saat ini, informasi yang salah dan bias dapat dengan mudah memecah persatuan. Oleh karena itu, penting bagi siswa untuk memahami nilai-nilai kebhinekaan dan toleransi antar sesama. Perbedaan itu bukan alasan untuk menjauh atau membenci. Justru dari keberagaman kita belajar untuk saling menghargai.

Sesi terakhir membahas peran guru dan sekolah dalam mencegah dan menangani kekerasan. Para guru diberikan simulasi dan studi kasus bagaimana merespons jika terjadi kekerasan antar siswa, serta bagaimana membangun komunikasi yang terbuka antara guru, siswa, dan orang tua. Tak hanya itu, pentingnya membentuk tim satgas perlindungan anak di setiap sekolah juga menjadi sorotan penting.

Komitmen SMPN 14 Kota Bima: Zero Tolerance terhadap Kekerasan

SMPN 14 Kota Bima selama ini telah aktif menjalankan berbagai program karakter, termasuk kegiatan literasi, penguatan pendidikan karakter (PPK), serta pembinaan kerohanian dan ekstrakurikuler positif. Melalui kegiatan sosialisasi ini, sekolah memperkuat kembali komitmen untuk menegakkan zero tolerance terhadap segala bentuk kekerasan.

Penutup: Menuju Sekolah Aman, Nyaman, dan Bebas Intoleransi

Kegiatan sosialisasi ini bukan sekadar seremoni atau formalitas belaka, melainkan langkah awal menuju transformasi budaya sekolah yang lebih positif dan manusiawi. Di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks, SMPN 14 Kota Bima menunjukkan komitmennya untuk menjadi garda depan dalam menciptakan generasi muda yang saling menghargai, menolak kekerasan, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

Dengan sinergi antara siswa, guru, orang tua, dan pemangku kebijakan, sekolah akan terus berbenah dan berinovasi agar menjadi tempat yang aman dan menyenangkan untuk belajar dan bertumbuh.

"Kami ingin setiap siswa datang ke sekolah dengan bahagia, belajar tanpa rasa takut, dan pulang membawa harapan." – Kepala Sekolah SMPN 14 Kota Bima