Perlukah Kurikulum Berubah?

Kemajuan tekhnologi membuat pengetahuan dapat diakses oleh anak-anak tanpa batas, serta membuat anak-anak kita memiliki banyak pilihan cara belajar. Mulai sekarang kita harus pikirkan dan persiapkan kompetensi apa yang dimiliki oleh siswa 10-20 tahun mendatang. Sebab, cara berkomunikasi, cara belajar, cara memandang diri dan lingkuingannya sangat berbeda keadaannya dengan keadaan masa lalu.

Sebelum kita membahas lebih jauh tentang mengapa Kurikulum perlu berubah, sebaiknya kita pahami dulu tentang konsep Kurikulum itu sendiri, berikut beberapa Kerangka Dasar Kurikulum, yaitu

1.       Tujuan Pendidikan Nasional

2.       Profil Pelajar Pancasila

3.       Struktur Kurikulum

4.       Prinsip Pembelajaran dan Asesmen

5.       Capaian Pembelajaran

Keterampilan dan Kompetensi apa yang dibutuhkan oleh murid kita untuk berkontribusi dalam lingkup lokal, nasional maupun global? Pertanyaan selanjutnya adalah, Bagaimana cara membangun kompetensi itu? Bagaimana cara mereka belajar? Kurikulum seperti apa yang semestinya digunakan? Jadi, apa sih sejatinya kurikulum itu? Sebenarnya sampai hari ini, belum ada pengertian Kurikulum yang mengikat secara universal. Kurikulum itu kompleks dan multidimens. Kurikulum dapat dimaknai sebagai titik awal dan titik akhir pengalaman belajar murid. Kurikulum juga diibaratkankan jantungnya pendidikan. Jika jantungnya lemah maka proses penyaluran darah tidak lancar dan bisa berakibat fatal. Terkadang kita abai terhadap perubahan keadaan. Kita menganggap pengalaman bertahun-tahun sebagai guru selalu memapu mengantarkan kenberhasilan siswa murid kita, padahal murid sekarang sudah hidup dalam zaman dan keadaan yang sudah berbeda. Jadi, seorang guru harus melek teknologi dan terus belajar untuk mengimbangi dan membantu anak-anak. Peran guru sekarang bukan lagi satu-satunya sumber belajar dan sumber pengetahuan buat anak.

Seorang Pakar Psikologi Ralph Taylor, menyebutkan dalam bukunya “Basic Pricciple of Curriculum anda Instruction“ setidaknya ada 4 Komponen dalam Kurikulum, yaitu: Tujuan, Konten, Metode/cara dan Evaluasi. Tapi secara umum Kurikulum itu dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaitu: Tujuan Pembelajaran, Panduan Pedagogik, Panduan Asesmen. Murid adalah menjadi acuan (core) dalam Kurikulum itu sendiri. Kurikulum berperan sebagai pedoman dan acuan kita dalam pembelajaran. Fungsi Kurikulum bagi guru adalah untuk memandu dalam proses belajar murid. Peran dan fungsi kurikulum dapat kita optimalisasi dalam kerangka: Mewariskan Nilai dan budaya masyarakat yang relevan dengan masa kini, Mengembagkan sesuatu yang dibutuhkan saat ini dan masa depan, Menilai dan memilih sesuatu yang relevan atau kontekstual sebagai kontrol sosial.

Proyeksi Pendidikan 2030 yang dilakukan oleh OECD mengarahkan bahwa Kompetensi setiidaknya berfokus pada 3+1 kompetensi, yakni: Kognitif, Sikap, Psikomotorik, dan juga Value atau Nilai yang melengakapi kompetensi murid. Pepatah mengatakan: “It take a village to raise a child” artinya, ‘Butuh seluruh desa untuk membesarkan seorang anak.’ Pepatah ini menyiratkan bahwa perlunya peran-peran orangtua, Masyarakat dan sekolah dalam mewujudkan kurikulum yang berpihak pada murid. Merekalah yang disebut dengan 3 pilar pendidikan.  Kualitas literasi dan numerasi, kesehatan mental, dan sosial emosional murid merupakan fondasi dan prasyarat yang diperlukan murid. Yujuannya adalah untuk membangun kompetensi trasnformatif dengan siklus belajar ANTISIPASI, AKSI, REFLEKSI menuju pembelajaran sepanjang hayat. Transformasi pembelajaran dengan paradigma baru menekankan pada penguatan pada kompetensi dan materi yang esensial atau bermakna, buikan pada banyaknya materi/konten yang didapatkan oleh murid.

Transformasi pembelajaran murid berfokus pada pengembangan karakter bedasarkan nilai-nilai pancasila untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila melalui pembelajaran berbasis projek. Setelah memahami peran dan fungsi Kurikulum apa yang selanjutnya yang dapat kita lakukan untuk mewujudkan proses pembelajaran yang berpihak pada murid? Sebagai bahan renungan bagi guru kedepannya adalah menjawab pertanyaan, Bagaimana perubahan kurikulum mencapai tujuan pendidikan kita? Bagaimana cara kita sebagai pendidik terus berkembang bersama murid kita dengan menggunakan kurikulum sebagai pusat dari engembangan pembelajaran. Mari kita tetap bersemangat menghadapi dan menjadi bagian dari perubahan ke arah yang lebih baik. Keanekaragaman latarbelakang dan kemampuan murid merupakan tolak ukur adaptasi KOSP, untuk memastikan setiap saat murid akan berkembang sesuai dengan zamannya. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang sesuai dengan zamannya. Keadaan sangat mempengaruhi cara belajar anak. Itulah beberapa alasan yang paling masuk akal mengapa Kurikulum perlu Berubah. Terimakasih. (FW)