PEMBELAJARAN BERBASIS REFLEKSI
Pendidikan
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Pendidikan dapat meningkatkanpengetahuan dan keterampilan, yang pada gilirannya
meningkatkan produktifitas.
Pendidikan juga
dapat dilihat sebagai investasi sumber daya manusia, dan hasilnya dapat
diperoleh dalam beberapa tahun. Pendidikan memegangperanan penting dalam
menghasilkan talenta yang berkualitas, karena proses pendidikan dapat
mengubahcara berpikir masyarakat. Kedepannya sumber daya manusia yang
berkualitas akan menjadi sumber daya pembangunan. Oleh karena itu, informasi
tentang situasi terkini dan keadaan pembentukan penduduk sangat penting untuk
perencanaan.
Tingkat
pendidikan penduduk juga secara tidak langsung dapat menjelaskan tingkat
kesejahteraan penduduk. Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk maka semakin
tinggi pula tingkat kesejahteraan penduduk tersebut. Secara nasional, tingkat
pendidikan Indonesia masih rendah setara dengan kelas 1 SMP.
Demikian pula
tingkat pendidikan di Nusa Tenggara Barat (NTB) masih tergolong rendah, setara
dengan jenjang SD di Indonesia tahun 2015. Oleh karena tingkat pendidikan
penduduk yang relative rendah, diperkirakan kemajuan di NTB secara umum,
khususnya di kabupaten bima, akan sulit dicapai.
Untuk itu
diperlukan upaya yang lebih serius dari seluruh aspek pemerintah, LSM dan
masyarakat untuk membangun pendidikan.
Dari semua
lembaga yang ikut andil dalam pembentukan prestasi peserta didik, guru memiliki
andil yang paling besar.
Kemajuan tingkat
pendidikan di Indonesia bergantung pada pola ajar dan guru-guru di sekolah.
Tantangan tersebut bisa di atasi dengan terobosan-terobosan baru dalam metode
ajar guru. Namun demikian kesuksesan metode ajar tidaklah mudah seperti asal
cetus dan langsung berhasil melainkan melalui proses trial and error yang dalam
pelaksanaannya dilakukan berbagai control dan evaluasi.
Apabila ditemukan daya minat belajar siswa semakin rendah oleh adanya implementasi metode yang baru tersebut, maka perlu di lakukan evaluasi metode ajar dan pembenahan agar metode yang diyakini efektif dan semakin dapat berguna untuk proses pembelajaran.
Di kota bima
misalnya, dengan kelimpahan bahan alam dan biodiversitas tinggi yang dapat
dengan mudah ditemukan didalam kota, guru-guru bisa mulai memikirkan terobosan
baru dalam pengajaran. Sebagai guru matematika misalnya, untuk memudahkan murid
mengerti tentang cara berhitung, ranting-ranting pohon dapat dimanfaatkan.
Berkaitan dengan keanekaragaman yang tinggi, guru biologi dapat memanfaatkan
fasilitas ini untuk memberikan variasi yang mengatakan daya minat siswa. Di
gunung ule misalnya, banyak spesies tumbuhan dari tingkat rendah hingga tingkat
tinggi begitu pula berbagai serangga dapat ditemukan, guru bersama murid-murid
dapat melakukan praktikumlapangan disana dan menkoleksi berbagai jenis tumbuhan
dan seranggauntuk dijadikan herbarium
dan insectarium dan lebih real tentang struktur tumbuhan dan hewan.
Selain itu,
dengan kondisi kota yang dikelilingi oleh lautan, banyak organisme air asin
yang dapat dijumpai, sehingga guru dan siswa bisa melakukan tamasya sekaligus
belajar tentang keanekaragaman organisme air asin.
Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa tantangan tentang kualitas pendidikan yang rendah
sebenarnya dapat diproduksi dengan
peningkatan kreatifitas guru disekolah. Hal ini dapat menjadi daya tarik bagi
siswa yang secara langsung dapat meningkatkan minat belajar mereka. Alhasil,
prestasi siswa dapat meningkat seiring dengan penerapan terobosan-terobosan
metode belajar baru yang lebih fresh dan aplikatif. (S. KARTINI, S.Pd)