BELAJAR DI SEKOLAH

Namaku Arkam, saat ini aku duduk di bangku SMP kelas 8 tepatnya, Ketik dalam kelas guru-guruku selalu mengingatkan pentingnya selalu bersikap jujur kapanpun dan di manapun berada. Dan seiring berjalanya waktu aku mulai mengerti tentang apa itu kejujuran. Dan hal ini biasanya sebagai pelajar sering terjadi ketika di hadapkan dengan pilihan untuk berbohong dan jujur, hal itu yang aku hadapi saat aku menghadapi ujian sekolah. Biasnya teman sekelasku banyak yang mencontek dengan berbagai macam cara seperti menyelipkan kertas kecil hingga menyembunyikan buku di bawah meja.

Pengalaman beberapa bulan yang lalu sekolah mengadakan ujian, dan ada salah satu teman yang mengajak untuk mencontek. Dengan sapaan akrab, Kam,  ayok aku ada catatan kecil nih  buat di contek, mau kerja sama gk nih” “Wih! Boleh juga” ucapku dengan mengambil kertas kecil darinya. Pada saat itu, aku masih belum percaya buah dari sebuah kejujuran. Aku akan mencontek jika menghadapi ujian matematika, fisika hingga kimia, karena aku kurang begitu suka dengan angka. Hingga akhirnya pengumuman kenaikan kelas pun tiba, aku dan teman-temanku begitu tegang saaat menunggu nilai rapot yang akan diberikan.

Setelah kuterima rapot dari wali kelas, lalu wali kelasku mengatakan bahwa aku naik kelas. Namun, saat aku membuka rapot itu aku melihat nilai pelajaran matematika, fisika serta kimia mendapat nilai yang kurang memuaskan bahkan kurang dari rata-rata.

Saat itu ku merenung, bernostalgia di saat aku ujian dan mencontek di salah satu mata pelajaran tersebut, kemudian hasilnya mendapat nilai buruk. Sedangkan mata pelajaran yang lain yang aku kerjakan dengan kemampuanku meraih hasil yang baik.

Lalu hal tersebut aku terapkan untuk menghadapi ujian di kelas berikutnya. Ketika ujian nanti, diriku niatkan untuk berusaha jujur dalam mengerjakan soal yang diberikan, sesulit apapun. Kali ini materi yang telah kupelajari dan yang diajarkan guruku di kelas semuanya keluar. Tanganku menuliskan jawaban di LJK dengan tenang tanpa suatu keraguan. Hingga akhirnya pelaksanaan ujian pun selesai, kini hanya tinggal menunggu hasilnya. Hari pembagian rapot pun tiba. Aku kembali tegang dengan hasil yang akan aku dapat nanti. Kemudian ibu wali kelas membacakan satu per satu para siswa yang meraih peringkat lima besar paralel hingga tepat pembacaan siswa yang meraih peringkat pertama. Dan siapa sangka ternyata malah aku yang mendapatkan peringkat pertama di kelas tersebut. Dari sinilah saya paham ini toh yang namanya faedahnya kejujuran itu ya.. (ARKAM - SISWA)